
Pemerintah RI Dorong Bali Jadi Super Hub
admin • 15 August 2020 • 5426
Jakarta – Indonesia mengubah strategi dalam dunia penerbangan. Alih-alih membuat banyak bandara internasional, pemerintah akan mendorong Bali jadi Super Hub.
Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menilai Indonesia memiliki terlalu banyak hub penerbangan. Menurut hasil studi, sebenarnya Indonesia cukup mempunyai enam hingga tujuh hub.
Luhut pun ingin agar jumlah hub di Indonesia dikurangi.
“Kalau dari arahan presiden, sudah jelas saya melihat airline hub yang kita miliki terlalu banyak. Tadi saya singgung itu. Itu ada 30 landasan internasional, kenapa mesti 30? Sekarang ini ada 32 landasan kalau saya nggak keliru apa. Padahal kalau studinya kita lihat, mungkin hub-hub kita itu cukup 6 atau 7. Sekarang kita buat studi dulu,” kata Menko Luhut di acara Webinar Kementerian Perhubungan, Jumat (14/8/2020).
Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Novie Riyanto, mengamini rencana tersebut. Novie pun mendorong agar Bali menjadi Super Hub di masa depan.
“Tentang Super Hub, ini sedang kita studi kita akan koordinasikan sama-sama dengan stakeholder, termasuk dengan BUMN, dengan teman-teman airline, sehingga kita akan mempunyai konsep yang matang tentang Super Hub. Misalnya untuk Super Hub Bali. Bali ke depan akan kita jadikan Super Hub untuk pariwisata,” kata Novie di kesempatan yang sama.
Ke depannya, Bali diharapkan akan terkoneksi dengan lima daerah besar dari Australia hingga Amerika Selatan.
“Di dalam mengkoneksikan pariwisata ini tentu saja Bali akan terkoneksi dengan 5 daerah besar. Baik itu Australia, Afrika, Europe, Asia yang di sebelah utara maupun sampai ke Amerika Selatan sana,” imbuh Novie.
Menurut Novie, agar bisa jadi Super Hub Bali akan dibesarkan kapasitasnya jadi 2 kali lipat semula. Semua itu agar bisa memfasilitasi pergerakan penumpang dari dan ke berbagai tujuan.
“Jadi seperti kita ketahui bahwa Bali ini akan kita besarkan. Tidak tanggung-tanggung, saat ini kapasitasnya sekitar 35-37 juta, ke depan akan kita kembangkan sampai dengan 50 juta, sehingga fungsi dari Super Hub di Bali, baik itu untuk fungsi pariwisata maupun untuk logistik pun bisa kita lakukan,” Novie menambahkan.
Jika sudah terkoneksi, sektor pariwisata akan mendorong pula meningkatnya penyaluran logistik. Untuk itu perlu dilakukan studi yang matang agar kedua sektor tersebut bisa berjalan beriringan di Super Hub Bali.
“Karena kita tahu dengan banyaknya pariwisata maka akan terjadi juga banyak logistik yang datang ke situ, baik itu komoditi-komoditi seperti kerajinan. Ini semua harus kita support. Oleh karena itu, sesuai arahan bapak presiden kita akan menstudi secara detail, bagaimana kita bisa catch up dengan kepentingan kita untuk hari ini maupun untuk ke depan sampai tahun 2040,” ujar Novie.